Definisi awamnya guru adalah orang yang punya ilmu yang akan diberikan kepada muridnya. Guru adalah pribadi yang bisa digugu, yaitu dipercaya ucapan dan keterangannya, dan perilakunya harus ditiru. Gu dari kata gugu, ru dari kata tiru. Demikian penamaan dari falsafah pendidikan kita terutama falsafah Jawa.
Parent dan guru tampaknya punya tugas yang sama, yaitu mengasuh, mendidik dan melatih. Ada perbedaan mendasar pada dua kata ini, guru harus berilmu, maka saat memutuskan berkeluarga seseorang harus menjadi guru bagi anggota keluarganya. Guru mengajarkan sesuatu; ketika memberikan asi seorang ibu sedang menjadi guru kehidupan pertama bagi anaknya, yaitu guru tentang adab bersyukur, adab makan, dan adab berdisiplin. Ketika pertama kali orang tua memberikan makanan padat, pada saat yang sama orang tua sedang mengajarkan sunnah makan, etika makan, bersyukur. Jadi, jika ada orang tua yang memiliki pendapat bahwa saya kerja untuk makan anak dan istri, betapa sederhana berpikirnya? Dengan pendapat ini, tanpa disadari orang tua sudah menjadi guru materialistik kepada anak. Mengapa? Konsep kerja bukan hanya sekedar mencari makan. Bekerja adalah tugas kehidupan setiap manusia yang masih hidup.
Jadi, guru keluarga berlaku sepanjang hayat. Setiap perkembangan ada tugas yang harus diselesaikan. Maka, mencari ilmu dan mengamalkannya adalah tugas guru. Dimana? Di rumahnya, di rumah keluarga-keluarga kita.
Bismillah.