Dr. Sumarti M Thahir, M.Pd
Jalan Panjang Menjadi Penulis
Semua hal yang terjadi pada setiap orang ternyata sudah tampak dari awal berkarya. Pada waktu SD saya sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Swasta di kampung, saya berangan angan menjadi seorang penulis. Kegemaranku membaca buku cerita 5 Sekawan, komik Api di Bukit Menoreh, majalah MPA, majalah Al Muslimun, buku Bapak yang tebal-tebal telah mempengaruhi cita-citaku.
Anak kampung ini berangan kalau tulisannya banyak dibaca orang artinya banyak menebar kebaikan. Bahkan dia tidak tahu kalau menulis itu bisa menjadi profesi. Yang saya tahu bapak selalu menulis apa yang akan disampaikan ketika hendak khutbah Jum’at atau mengisi di pernikahan. Saya selalu bersemangat saat Bapak membaca kitab-kitab turos yang akan disampaikan ke jamaah Reboan dan Sabtuan.
Ketika SMP saya mulai menulis puisi. Betapa bangganya ketika puisi pertamaku terpampang di majalah dinding sekolah dan menjadi pembicaraan di teman-teman dan guru. Lanjut dengan kegemaranku membaca novel klasik sekelas Siti Nurbaya, Layar Terkembang, dan tentu Lupus yang saat itu sedang viral kalau jaman sekarang.
Di SMA saya tergabung di staf redaksi majalah Arena. Saya bertugas mengomentari film yang sedang tayang di bioskop. Waktu itu ada film yang berjudul Bunga Kertas. Saya harus meresensi film dengan data dari wawancara dan kajian pustaka. Jazakumullah khayran Pak Suprayitno guru bahasa Indonesiaku yang top banget pengetahuan linguistik dan sastranya. Jadilah tulisanku tentang resensi film. Hal yang paling membanggakan di SMA adalah gelar juara penulis terbaik untuk kategori tulisan tentang hijrah. Saat itu ada acara yang menghadirkan ulama terkemuka ke sekolah. Semua siswa diberikan kesempatan lomba menulis dari hasil ceramah dikaitkan dengan peristiwa hijrah.
Saat itu saya masih kelas 1 SMA, juara itu menjadikan banyak pihak yang mulai mengenali tulisanku. Saya ingin sekali masuk ke A4 agar bakat menulisku terasah. Qadarullah saat itu tidak dibuka program A4 di SMAku. Akhirnya aku harus terima berada di program A3. Apakah giat menulisku berakhir? Tidak lah yaw. Aku semakin banyak membaca dan berdiskusi dengan kakak kelas dan juga dengan kakak-kakak di organisasi luar sekolah. Saat itulah cita-cita menjadi wartawan muncul.
Di majalah Arena banyak hal yang saya belajar. Menulis pasti karena didampingi oleh guru bahasa Indonesia. Saya mulai mengenal tulisan yang baik dan cara mengedit tulisan. Di majalah ini pula saya mengenal beberapa istilah, redaktur, reporter, date line, catatan redaksi. Kami belajar tentang kerja tim mulai dari ide sampai pada distribusi majalah.
Menjadi penulis perlu banyak jalan-jalan melihat fenomena di sekitarnya agar menulis itu ada ruhnya. Demikian nasihat dari para senior. Membaca adalah modal utama karena kata yang kita pahami merupakan pergulatan antara fakta dan kata. Saya bersyukur diberikan banyak kesempatan untuk membaca dan berdiskusi sebelum lahir satu tulisan. Apakah sudah selesai? Belum babang. Masih ada beberapa tahap lagi. Hasil tulisan saya akan dibaca oleh pemimpin redaksi dan diberikan pertanyaan yang khas. Misi apa yang akan kamu sampaikan dari tulisan ini? Jujur ini pertanyaan yang hingga saat ini bermanfaat saat aku kembali menulis.
Setelah saya menyampaikan misi. Masih ada pertanyaan lagi. Kalau ada yang tidak setuju dengan tulisan ini, di bagian mana kamu akan sampaikan? Saya pernah protes dengan redaksi saya saat itu. Mengapa kreativitasku dihambat dengan pertanyaan-pertanyaan itu? Dan inilah jawabannya yang menjadikan aku belajar rendah hati hingga saat ini masih belajar.
“Dek, tulisan kita akan dibaca berulang-ulang oleh pembaca kita. Bisa jadi pada bacaan pertama ia tidak setuju. Siapa yang bisa menjamin pada bacaan yang keberapa dia akan setuju atau minimal memahami cara pandang kita. Yang perlu kita ingat, tulisan kita harus menjadi arena silaturahim.”
Alhamdulillah, terimakasih kepada para guru, kakak senior yang selalu memberikan ilmu dan teladan yang baik. Setiap orang adalah guru terbaik untuk kita semua. Demikian juga setiap tulisan adalah ilmu terbaik. Mari kita terus menulis dengan niat dan ungkapan terbaik.
Share
Penulis
Dr. Sumarti M Thahir, M.Pd
Ketua Pengembangan Literasi Sekolah Bening
Topik
ABK Al Izzah Alumni Awal Semester Belajar Berkebun Buku Buku Journey Buku Tahunan Ekstrakurikuler Fotografi Hikmatiyani Nastiti Ian Fauziah Inisiatif Inklusi Itikaf Karya Siswa Kelulusan Kemping Kunjungan Kunjungan Kampus Liburan MPLS Murojaah Numerasi Nyantri Olahraga PKBM PPDB Prestasi Renungan Safar Safar SD SD seminar SL SMA SMP SPS Studi Banding Sumarti M Thahir Talaqqi Tulisan Guru Wahyudin Yasin