Bahagia itu tentang bagaimana kita bermanfaat bagi orang lain. Proses awal para Kafilah SMA dalam berkontribusi adalah mengajar. Selama 2 hari, para kafilah SMA dan kelas 9 mendapatkan kesempatan kembali bertemu dengan para adik kelas di SD Bening.
Kali ini kafilah SMA dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama , membuat progam olah tubuh sesuai capaian dari masing-masing level di SD sekaligus langsung mempraktekan dan mengajarkan para siswa Bening di KRB. Kelompok kedua, mengajarkan siswa SD membuat camilan sehat dan sederhana.
Semua siswa SMA dan SMP berkoordinasi dengan para Guru SD. Dan cobaan pun dimulai . Koordinasi dengan pihak lain itu membutuhkan keterampilan. Apalagi dengan orang yang lebih tua. Maka memang sebelum terjun ke masyarakat dan bertemu langsung dengan tokoh-tokoh, mereka belajar “gimana ngobrol” dengan orang dewasa di dalam internal sekolah Bening.
Lucu sih, kesalahpahaman terjadi, kegalauan dan kebingungan juga ada. Dan inilah sejatinya belajar. Ada kelompok yang lebih menyukai berkomunikasi dengan anak SD level rendah. Ada juga yang lebih mudah berkomunikasi dengan level tinggi. Ada yang senang berinteraksi , ada juga yang memilih “gue bagian kerja aja” dan sebagainya. Ini menjadi salah satu catatan aktivitas apa yang mereka senangi.
Evaluasi pun digelar. Tidak lupa memberi kesempatan kepada para siswa SD untuk juga mengutarakan evaluasi kegiatan. Kerenlah pokoknya. Belajar berkontribusi yang dimulai dari perencanaan, pengerjaan hingga evaluasi akan membantu mereka lebih rapi dalam mengelola sebuah program pemberdayaan kelak.