Seminar yang tidak biasa. Pak Ziaul Haq Nawawi mengawali sesi pertama dengan memberikan 2 permainan.
Permainan pertama mengajak kita berpikir tentang bagaimana pendidik (orang tua dan guru) dapat mengajak setiap insan menilai apakah diri kita sudah pada kuadran “orang pintar dan baik”.
Kuadran ini bisa saja berubah-rubah, karena selayaknya manusia ada pada kondisi naik dan turun. Mungkin saat ini kita sedang berada di posisi kurang pintar namun baik. Bagaimana kita dapat menggeser posisi ini kembali hingga menjadi orang pintar dan baik. Kesadaran inilah yang perlu ditumbuhkan pada diri dan juga anak-anak, sehingga memunculkan inisiatif tentang apa yang ditumbuhkan oleh diri.
Permainan kedua, mengajak kita untuk memahami bahwa proses belajar haruslah dilakukan berulang-ulang. Mendidik tidak dengan satu cara, namun berbagai cara hingga anak menjadi paham.
Inisiatif adalah kesadaran diri untuk mengembalikan hal yang bergeser menjadi pada jalurnya.
Inisiatif adalah kesadaran diri untuk mampu menyelesaikan persoalan dirinya agar dapat berkontribusi membenahi lingkungan dan menjadikan lingkungan untuk lebih baik.
Inisiatif adalah kepekaan yang dibangun melalui apa yang kita lihat dan apa yang kita dengar, baik itu masalah pun sekaligus penyelesaiannya.
Dua permainan ini menjadi pengantar pada materi inti tentang kurikulum inisiatif.