Site Loader

Hikmatiyani Nastiti

Rapotan _Moment Persidangan vs Moment Penerimaan

Sudut pandang sebagian orang tua terhadap rapot anak : Melihat prestasi yang ditunjukkan oleh nilai dengan standar orang tua, fokus mencari nilai terendah dan sedang-sedang saja, dan membandingkan nilai anak dengan teman sekelasnya. Atas sudut pandang ini , akan mempengaruhi emosi orang tua. Muncullah perasaan kecewa, kesal, marah jika semua di bawah ekspektasi orang tua. Lalu keluarlah perilaku menyindir, memarahi, membandingkan dan memberikan label negative pada anak. Hasilnya adalah hubungan orang tua – anak menjadi renggang.

Rapot Sekolah Bening
Rapot sekolah. (ilustrasi)

Sudut pandang sebagian anak atas sikap di atas : Pembagian rapot adalah momen persidangan yang tidak akan ada ujungnya. Kerutan wajah orang tua membuatnya merasa gagal membahagiakan mereka. Belum lagi kata-kata yang keluar nanti. Padahal perjalanan 1 semester sudah cukup membuatnya letih akan tugas-tugas, organisasi, konflik dengan teman, masalah dengan guru dan sebagainya. Perilaku yang keluar dari emosi kecewa dengan diri sendiri adalah membentak saat ditegur orang tua, menangis, pergi dari rumah. Hasilnya adalah hubungan orang tua – anak renggang, ia tidak menemukan hal hebat dari dirinya, ia menolak memperbaiki diri hingga malas sekolah.

Sudut pandang sebagian orang tua terhadap rapot anak : Membandingkan kemajuan anak dari nilai semester lalu. Menemukan pelajaran yang dikuasai dan diminati anak melalui nilai yang tinggi. Hal ini mempengaruhi emosi orang tua sehingga keluar perasaan positif , damai, tenang. Emosi ini menjadikan ekspresi wajahnya tetap tersenyum, cerah mungkin tertawa kecil dan menghasilkan perilaku penerimaan kepada anaknya, ucapan yang menenangkan, memberikan afirmasi positif atas kerja keras putra putrinya dan membantu penerimaan atas kekuatan putra putrinya.

Sudut pandang anak pada sikap orang tua ini : orang tua membantu memahami dirinya, orang tua mana yang hal baik buat saya dan mana hal yang akan merugikan dirinya, orang tua menjadi sumber belajar dan inspirasi saya mencari terus jalan hidup. Pikiran ini mempengaruhi emosi tenang dan damai. Hubungan orang tua – anak terus semakin erat, ia paham akan kekuatannya dan menemukan jalan untuk mensiasati kelemahannya.

Anda ingin memilih yang mana? Semua dikembalikan kepada para orang tua. Ini adalah semua rangkaian proses berpikir hingga keluarnya perilaku dari ilmu Neuro Linguistic Programme yang saya pelajari. Yang jelas, orang tua perlu paham bahwa apa yang muncul dalam pikiran akan mempengaruhi emosi, emosi menghasilkan perilaku-perilaku atau tindakan, dan tindakan akan memberikan hasil.

Maka, jika anda menginginkan hasil “Hubungan orang tua anak terjaga baik, anak menemukan apa kehebatannya sehingga kita bersama akan terus mengembangangkan kehebatan itu, anak tahu perilaku apa yang menyebabkan nilainya turun dan sebagainya”, pilihlah tindakan yang tepat saat menerima rapot anak. Tindakan yang tepat ini dikeluarkan dari emosi yang positif. Dan emosi positif dihasilkan dari pikiran-pikiran yang baik. Mudah? Tentu tidak.

Kita perlu banyak latihan ternyata dalam mengotak atik pikiran sehingga bisa muncul pikiran-pikiran yang fokus pada hal baik, hal yang solutif, alternatif-alternatif jalan dan sebagainya.

Lalu bagaimana agar kita bisa memiliki pikiran yang baik?
Pertama, orang tua juga perlu belajar, diskusi dengan ahli dan menambah wawasan. Wawasan yang sempit akan mempersempit pula sudut pandang kita.

Kedua, latihan berpikir positif dan solutif sehingga tidak melulu mengulang-ulang film kegagalan-kegagalan anak, mengangkat-angkat masalah lama dan sebagainya. Hingga pada akhirnya orang tua paham ada seribu satu cara untuk mengenalkan nilai-nilai Islam pada anak. Memiliki ribuan cara untuk menanamkan akidah dengan menyuburkan kecintaannya pada Allah.

Ketiga, imajinasikan apa yang akan terjadi jika anda mengeluarkan perilaku tertentu pada anak. Ini penting, sebagai orang dewasa, pilihan-pilihan tindakan/perilaku yang dihasilkan adalah tanggung jawab anda.

Keempat, doa. Berdoalah pada Allah untuk memohon pertolongan atas masalah yang ada, mintalah jalan keluar, pintalah kelembutan hati untuk anda juga anak, pintalah dengan sungguh-sungguh karena Allah adalah pemilik jiwa-jiwa manusia.

Dan selamat berlibur semua. Nikmati hari-hari bersama keluarga di rumah. Berikan “vibes” kebahagiaan saat mereka ada di rumah dari pagi hingga pagi. Emosi itu menular, orang tua bahagia maka anak pun akan merasakan hal yang sama. Rumahku surgaku akan selalu dirindukan oleh putra putri kita.

Mari membangun paradigma rapotan sebagai proses memahami anak dan bukan menjadi ajang persidangan mereka.

Share

Penulis

Hikmatiyani Nastiti

Founder Yayasan Bening Indonesia

Pendafatran Dibuka - PPDB Sekolah Bening Tahun Ajaran 2025-2026 - PAUD - SD - SMP - SMA
Topik
Info dan Berita Lainnya
Pendafatran Dibuka - PPDB Sekolah Bening Tahun Ajaran 2025-2026 - PAUD - SD - SMP - SMA

Kategori