Site Loader

Hikmatiyani Nastiti

Rasa Aman untuk Mengakui

Pernah melihat anak yang jujur kepada orang tuanya namun malah kena omelan panjang dikarenakan kesalahannya?

Atau ada guru yang marah pada anak didiknya sebelum ia bertanya untuk menggali alasan di balik perilaku sang murid?

Dear para pendidik, putra putri kita membutuhkan rasa aman untuk menjadi sportif dan jujur. Bukan maksudnya tidak memberikan efek jera. Namun rasa aman ini justru membantunya untuk melihat kesalahan ada pada titik yang mana dan bagaimana memperbaiki.
Dan ini juga berlaku pada anak berkebutuhan khusus.

Bersepeda
Bersepeda (ilustrasi).

Suatu hari, salah seorang murid ABK saya masuk ke dalam sekolah dengan tergesa sambil mengatakan “Bu Nas, sepedanya kenapa ditaruh di sekolah? Dibawa pulang saja nanti rusak” dan dia bolak balik mengulang kalimat yang sama dengan wajah tegang.
Saya minta ia tenang dan tarik nafas. Setelah tenang, saya tanyakan “Ada kejadian apa saat kamu latihan sepeda di luar? Apakah kamu menabrak sesuatu? ”
Dia diam.

Saya ulang lagi , “Kamu ada yang luka nak?”
Dia jawab perlahan “engga”. “Okey, jika begitu, apakah ada yang rusak bagian dari sepedanya?”. “Engga” . “Baik, apakah ada barang yang rusak saat ditabrak sepeda?”
Dia diam dan menatap saya.

“Tidak apa-apa jika kamu menabrak sesuatu dengan sepeda sekolah. Bagaimana menyampaikan beritanya?”
“Maaf, aku nabrak” ucapnya.
“Baik, sekarang minum dan makan bekal dulu ya”
Tidak lama kemudian , ia datang lagi “Bu, sepedanya dibawa pulang saja, nanti rusak”. Saya jawab “Ibu bawa sepeda ini agar bermanfaat di sekolah. Dan ibu sudah siap dengan resiko sepeda ini rusak. Insya Allah bisa diperbaiki”.
“Dan nanti kamu belajar mempertimbangkan kapan mulai tekan rem jika jalannya turunan ya”. “Iya” katanya sudah mulai tenang.

Anak ini dengan sudah susah payah latihan naik sepeda setelah kakak kelasnya yang juga spesial berhasil mengendarai sepeda.
Jiwa anak penting. Sportivitas anak juga penting. Bagaimana lingkungan terdekat dapat memberikan rasa aman saat ia harus mengakui kesalahannya. Konsekuensi? Tetap ada, karena itu adalah bentuk tanggung jawab yang harus ia miliki.

Share

Penulis

Hikmatiyani Nastiti

Founder Yayasan Bening Indonesia

Pendafatran Dibuka - PPDB Sekolah Bening Tahun Ajaran 2025-2026 - PAUD - SD - SMP - SMA
Topik
Info dan Berita Lainnya
Pendafatran Dibuka - PPDB Sekolah Bening Tahun Ajaran 2025-2026 - PAUD - SD - SMP - SMA

Kategori